APAKAH MEMINUM URINE SENDIRI OBAT?

APAKAH MEMINUM URINE SENDIRI ITU OBAT?

Oleh: Dr. Siti Suparti Wihardja

Sehat adalah harapan semua orang. Walaupun sehat belum merupakan segala-galanya, tetapi tanpa sehat tak dapat merasakan nikmat.
Serbagai macam usaha dilakukan untuk mewujudkan harapan itu. Semenjak keberadaan manusia telah ada pengobatan atau usaha menangkal, melawan penyakit, sesuai dengan perkembangan intelektual manusia. Pengobatan yang pada awalnya bersifat empiris, pada masa sekarang itu pengobatan sudah dilakukan melalui pembuktian secara ilmiah.
Sehat menurut batasan yang ditentukan dalam UU kesehatan RI 1992 harus meliputi sehat badan, mental dan sosial, dan produktif secara ekonomi maupun sosial.
Bagaimana agar dapat selalu sehat sempurna seperti dimaksud definisi tersebut, agar sampai tua tetap sehat dan produktif, sehat dan berprestasi?
Sehat dipelihara dan dijaga melalui usaha-usaha meningkatkan kesehatan dan memberikan perlindungan khusus (health promotion dan spesific protection).
Banyak orang usia lanjut tetap bugar, aktif, tidak pikun, dan bersemangat. Bila ditanyakan kepada mereka apa sebab mereka dapat hidup sehat dan aktif pada usia tua, akan kita peroleh jawaban yang sangat individual. Misalnya: banyak berjalan kaki, selalau giat bekerja, tetap aktif di perkumpulan, minum air putih embun, banyak makan buah-buahan, mengendalikan diri bila sedang marah, puas akan hasil usaha sendiri, dll. Sedangkan Morarji Desai mantan PM India, katanya, tua, sehat, bersemangat karena minum urine sendiri setiap pagi sebanyak 17,5 cc. Benarkah urine sendiri itu diminum menjadi obat kuat? Bila benar apakah Islam membolehkan minum najis?

Usaha-usahan Tubuh Memelihara Sehat
Manusia adalah ciptaan Allah yang sangat sempurna. Susunan anatomi, bahan-bahan kimia, cairan plasma, cairan tubuh, sel-sel darah, dll, sistematikanya canggih, demikian juga fungsi organ-organ yang berpengaruh dalam jaringan kerja sama yang mengagumkan.
Tubuh berhubungan dan dipengaruhi lingkungan tempat tubuh berada. Tubuh juga dipengaruhi oleh keadaan/perubahan dalam tubuh sendiri, fisik maupun mental.
Tubuh disiapkan untuk adaptasi terhadap perubahan-perubahan diluat atau didalam. Cairan, elektrolit-elektrolit, bahan-bahan kimia, sel-sel darah, volume darah, denyut jantung, frekuensi, pernapasan, keringat, ais seni, tinja, dll, setiap yang dapat di ukur (isi atau berat) baik yang ada dalam tubuh maupun yang dikeluarkan tubuh berada dalam nilai-nilai tertentu sebagai nilai terendah dan nilai tertinggi, bila tubuh berada dalam keadaan sehat. (Inna kulla syai’in khalaqnahu bi qafar). Nilai-nilai ini harus dapat dipertahankan, bila kurang atau berlebih berarti tubuh dalam keadaan terganggu.
Dalam keadaan gangguan yang masih dapat ditolerir, gangguan dapat diatasi dengan antara lain perubahan faal organ, perubahan biokimia. Untuk memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh, darah mengalami penyaringan melalui ginjal, keliebihan-kelebihan dikeluarkan bersama urine, bila terjadi kekurangan resorsi bahan maupun air. Urine mengandung air, elektrolit dan bahan yang larut dalam air serta metabolit-metabolit. Urine disebut ekskreta dibuat oleh tubuh untuk dibuang.
Usaha-ushan Menuju Sehat.
Pancausaha menuju sehat,
1. makanan seimbang,
2. bergerak badan,
3. stop merokok,
4. mengendalikan diri dalam menghadapi stress,
5. memelihara dan meningkatkan ketaqwaan,

Menurut dr. H. Subki, langkah-langkah menuju sehat sebagai berikut:
1. mengatur dan mengendalikan makan minum,
2. menggerakan anggota badan/berolahraga,
3. istirahat dan tidur nyenyak,
4. menghidup udara bersih (udara banyak oksigen),
5. menyinari badan dengan sinar matahari,
6. biasakan hidup tertib, teratur, bersih, rapi, dan terencana,
7. mengendalikan stress,
8. tingkatkan ibadah dengan sunat-sunat seperti: shalat tahajud, shaum dua kali seminggu, banyak shadaqah dan silaturahmi,
9. perilaku seks yang sehat.

Meminum Urine Sendiri
Meminum urine sendiri (auto urine-therapy) terutama atas pernyataan Morarji Desai mantan PM India dalam suatu seminar internasional telah mengandung banyak pernyataan sampai saat ini belum ada jawaban yang memuaskan. Pernyataan dan keberhasilan meminum urine sendiri berkisar dari mulut ke mulut, penelitian klinik belum dilakukan. Orang-orang India meminum urine sendiri untuk therapy berdasar Ayur-veda dan menyebutnya sebagai pengobatan tradisional. Morarji Desai menyatakan sebagai pengobatan yang tidak menyakitkan.
Pengobatan dalam kedokteran mempunyai empat tujuan, yaitu untuk:
1. menghindari penyakit (preventif),
2. mengobati penyakit (kuratif),
3. menentukan penyakit (diagnostik),
4. mengendalikan kelahiran (KB).
Termasuk tujuan manakah “auto urine-therapy”? Menghindari penyakit atau mengobati penyakit? Ataukah sebagai roboransia (meningkatkan daya tahan tubuh?) Belum jelas!.
Kandungan Urine yang Mungkin sebagai Obat
Berikut ini adalah kutipan-kutipan dari tulisan-tulisan yang dibuat oleh ahli maupun peneliti:
“...maka timbul pernyataan, fenomena apa yang sebenarnya tertanam dalam peminuman kembali urine sendiri “as auto urine therapy” yang telah dilakukan oleh bekas perdana mentri India Morarji Desai”.
Sampai usianya yang ke-90 beliau tampaknya sehat, segar bugar berkat kebiasaan tidak lupa meminum kembali urinenya sendiri tiap hari.
Menurut Dr. D. Careiere urine dari orang yang sehat tidak mengandung bakteri dan tergolong steril dibandingan feces.
“...maka dapat diambil kesimpulan bahwa penomena rahasia pemakaian kembali urine sendiri “as syurveda” itu terletak pada adanya asam-asam penolat sebagai zat pengawet sehingga dapat membatasi pertumbuhan materi (mikroorganisme) yaitu “bakterio-statik” atau mematikan bakteri “bakterisid” dalam flora usus”.
“...dalam kurun waktu 10 tahun dari hasil penelitian ini di Eropa telah dilakukan percobaan-percobaan tentang asam-asam fenolat dalam makanan berasal dari tumbuhan tersebut...”.
“...terdapatnya asa panilat dalam urine 24 jam berkisar antara 5,9 dan 12,5 mg (35 – 75 mikromo;/dI) pada orang sehat dan jika mengalami gejala patologik jumlahnya meningkat”.
Percobaan dilakukan juga pada orang sehat tetapi harus menjalani puasa (diet) bebas makan asal tumbuhan. Kepadanya dihadapkan susu, telur, glukosa, dan minum air secukupnya. Ternyata jumlah asa vanilat yang diekspresika dalam urine 24 jam terdapat di bawah 1 mg (6 mikromol/dI), kecuali jika ditambahkan suatu berasal dari tumbuhan, tetapi sebagian besar dipengaruhi oleh makanan tumbuhan tersebut.

...Endogen:

...Dapat berlangsung dalam hati yang dikenalnya sebagai hasil metabolisme atau proses biotranformasi dari asam amino: tirosin dopamin anbrenalin-----........... ................... vanilin asam nukleat.
...Eksogen:

...Ternyata pembentukan asam vanilat tergantung sebagian besar dari makanan tersebut.
...Terwujudnya asan vanilat yang diekspresikan melalui urine, dapat merupakan hasil proses biotransformasi dalam hati dari asam-asam fenolat.
1. ...menghambat pertumbuhan fungi (ungistatik) atau mematikannya (fungisid). Begitu juga pada mikroorganisme lainnya.
2. ...asam-sama venolat pada makanan, minuman dan obat-obatan dapat mengawetkan maupun mengharumkan.
3. ...adanya asam vanilat dalam urine, terutama sebagai hasil akhir, tentunya dapat digunakan sebagai sarana penunjang diagonistik..., sebagai suatu gejala patalogik dapat menyebabkan jumlah asa vanilat dalam urine meningkat.
...Human urine useful in skin disease. The modern human urine-therapy is, to may mind, coarse and degraded. Why undertakellet when thousands of other remidies are easily avaible? Besides, a little know fact is that there are contraindications, such as patients with bilious, hot contitutions, such a patient the highly sensitive individual with as strong moral fibre and one has to observe a complit past durineg the veriode of which can be an ordeal for many...

KESIMPULAN
Berdasarkan tulisan-tulisan para ahli dan peneliti dari bagian yang dikutif di atas tadi, dan belum saya teliti melalui bacaan (tinjauan pustaka) apalagi melalui penelitian laboratorium, maka dengan segala hormat kepada para ahli dan peneliti, serta diiringi permintaan maaf bila ada kekeliruan penafsiran maka saya menyimpulkan sebagai berikut:
1. Kandungan bahan kimia yang terdapat dalam urine yang diduga sebagai bahan obat adalah asam vanilat sebagai derivat atau hasil metabolisme asam fenolat.
2. Asam fenolat dalam urine sudah berubah menjadi asam vanilat, berasal dari endogen (tirosin) dan bahan eksogen (makanan tumbuhan).
3. Kadar asam vanilat tanpa diit: 5,9 dan 12,5 mg/24 jam,
Dengan diit: < 1 mg/24 jam,
Volume urine 24 jam antara 1-1,5 liter.
Urine yang diminum oleh Morarji Desai sebanyak 17,5 cc bila dihitung kadar asam vanilatnya kira-kira sebesar 0,1035 mg – 0,21875 mg. Harus dihitung berapa minimalnya agar kadarnya cukup untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme (MIC). Apakah sudah dibuktikan dengan kadar asam vanilat sebesar itu mikroorganisme dapat terhenti pertumbuhannya. Mungkin sudah dibuktikan, sebab ada pernyataan bahwa asam vanilat adalah pinistatif atau fungsid mungkin juga dapat berefek terhadap mikroorganisme lain.
4. Asam vanilat berguna untuk diagonistik.
5. Belum ada bukti kebenaran keberhasilan peningkatan dengan meminum urine sendiri.
6. Meminum urine sendiri adalah yang tidak terhormat dan merendahkan derajat manusia.
Bila asam vanilat dianggap sebagai bahan obat dalam urine sedangkan secara endogen dibuat dari asam amino tirosin dan secara eksogen berasal dari tumbuhan, apakah kita tidak pilih saja banyak bergerak supaya adrenalin diproduksi di dalam tubuh. Atau memilih makanan yang mengandung asam amino esensial (diantaranya tirosin), atau memakan sayur atau buah-buahan yang agak banyak untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan!
Semoga pendapat saya secara pribadi ini menjadi bahan pertimbangan yang berguna.